TRANSLAMPUNG.COM-MESUJI– Ambrolnya jembatan yang menghubungkan antara RK 01 dan RK 03 di Desa Muara Tenang, Kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten Mesuji, yang dibangun menggunakan dana APBDes tahun 2018 murni kesalahan pengguna jalan. Hal itu diungkapkan Ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Desa setempat Agus Sutanto, Kamis(9/1).
Lebih dalam Agus menjelaskan, bahwa rusaknya jembatan tersebut akibat kesalahan para supir kendaraan pengangkut material semen dan pasir untuk pembangunan jalan rabat beton ruas Simpang Segi Tiga Emas- Muara Tenang yang akan dititipkan sementara (stok file) di desanya.
“Jembatan tersebut ambrol karena di lewati oleh Mobil Tronton dan Fuso pengangkut material semen dan pasir milik rekanan yang akan mengerjakan pengecoran jalan Simpang Segi Tiga Emas- Muara Tenang dengan kapasitas muatan lebih dari 40 ton,”jelas Agus.
Kendati demikian lanjut Agus, pihak rekanan pemilik material dan para supir sudah membuat berita acara dan kesepakatan dengan desa dan mengaku siap bertanggungjawab untuk segera memperbaiki jembatan yang rusak itu.
“Dalam berita acara tersebut, tiga orang supir membenarkan serta mengakui bahwa mobil yang mereka kendarai, membawa sekitar 800 sak semen yang jika di total beban muatannya mencapai 40 ton, belum lagi ditambah beban kendaraannya. Oleh karena itulah saat kendaraan mereka melintas diatas jembatan tidak mampu menahan beban sehingga mengakibatkan jembatan ambrol,”tambahnya.
Pernyataan Ketua BPD itu diperkuat dengan keterangan Pendamping Desa Tehnik Infrastruktur (PDTI) Desa setempat Wayan, bahwa jembatan tersebut hanya mampu dilintasi oleh kendaraan dengan beban maksimal 6-8 Ton saja. Sementara yang terjadi dilapangan, beban kendaraan yang melintasi jembatan itu mencapai 40 Ton, dan itu terjadi berulang kali.
“Jembatan dengan Panjang 7 Meter dan Lebar 2,8 Meter yang menguhubungkan RK 01 dan RT 03 itu dibangun dengan menggunakan DD tahun 2018 dan rampung dibangun pada bulan Oktober 2018 dengan nilai Anggaran Rp.42.989.900., dan hanya mampu dilintasi oleh kendaraan dengan beban maksimal 6-8 ton saja,”Urainya.
Sementara terpisah, M.Hamdani Kepala Desa Muara Tenang membenarkan terkait rusaknya jembatan tersebut, karena dilintasi oleh mobil Fuso dan Tronton yang membawa material untuk pembangunan di wilayah desa setempat.
“Ya benar jembatan tersebut ambrol karena beban yang terlalu berat, namun kita sudah membuat berita acara kesepakatan terkait kerusakan jembatan di desa kami dan akan segera di bangun kembali oleh para supir dan pemilik material,” jelas Dani panggilan akrab hamdani.
Menurutnya Jembatan tersebut dibangun dengan DD tahun 2018 kapasitas yang bisa melintas hanya 6-8 ton sedangkan yang melewati bermuatan lebih dari 40 ton.”Kita tidak bisa melarang mobil lewat karena itu merupakan satu-satunya akses yang bisa di lalui untuk membawa material demi mendukung pembangunan yang dilakukan Pemda, tapi dalam waktu dekat akan segera di perbaiki,” pungkasnya (Nara).
Discussion about this post