TRANSLAMPUNG.COM,KALIANDA – Pembangunan kios didepan Masjid Agung Kalianda, untuk penjualan hasil berbagai macam kerajinan unggulan di 17 kecamatan terbengkalai.
Padahal, pembangunan kios tersebut digadang-gadang oleh bupati sebelumnya, diharapkan mampu untuk menarik para wisatawan singgah dikota kallianda.
Selain tempat beristirahat (Reas area), usai sholat di Masjud Agung, para wisatawan bisa berbelanja dan menikmati makanan kuliner hasil prodak unggulan 17 kecamatan di Lampung Selatan.
Tapi sayang, Santuan kerja terkait, dalam hal ini Dinas Perdagangan dan Perindustrian Lamsel, tidak ada kepedulian untuk memanfaatkan fasilitas yang telah dibangun mencapai ratusan juta tersebut. Bahkan, Satker itu seakan tutup mata dan tak peduli atas kondisi kios untuk mencari ide-ide untuk menghindupkan kios tersebut.
“Daripada dibiarkan kosong (Kios-red) seperti itu, mending diisi sama pedagang makanan yang biasa mangkal dipinggir jalan didepan lapangan kantor bupati. Meraka berjualan dipinggir jalan itu sangat rentan terjadinya kecelakaan.Tidak usah mereka dibebankan biaya sewa, cukup digratiskan tapi tetap menjaga kebersihan,” kata Dimas, salah satu warga kalianda, ditemui diplataran Masjid Agung, Senin (9/12/2019).
Ditemui terpisah, salah seorang pedagang pecel yang pernah berjualan direasarea Masjid itu mengatakan, jika dibolehkan berjualan dikois tersebut berkemungkinan para pedagang mau kembali berjualan disana.
“Tadinya rame mas, para pedagang berjualan disana, begitu sudah ramai mulai kami diusir oleh orang dinas dengan berbagai alasan,” ujar pedagang pecel yang tidak mau ditulis namanya.
Dengan kondisi kios terbengakalai itu, ia berharap pemerintah daerah bisa menggandeng para pedangang kecil untuk kembali berjualan disana tampa biaya sewa dan aturan yang memberatkan.
“Maklumlah mas, kamikan para pedagang kecil, mana ngerti aturan yang memusingkan. Bagi kami, dikasih tempat yang sebagus itu saja sudah senang hati biasa berjualan,” tuturnya.(Johan)