Seorang teman menyampaikan curahan hati (curhat)nya. Dengan menggebu-gebu menceritakan perilaku seseorang yang merupakan kawan lamanya.
Teman itu mengatakan sejak lama membantu kawannya tersebut. Apa pun dia lakukan setiap sahabatnya membutuhkan bantuan. Dia tidak pernah hitung-hitungan.
Dia merasa bersyukur bisa melakukannya. Apalagi sahabatnya sendiri. Sementara orang yang tidak dikenalnya saja jika meminta bantuan, dibantunya.
Semua bantuan itu apapun wujudnya, dilakukan tanpa pamrih. Lillahi ta’ala. Hanya mengharapkan balasan dari TUHAN, bukan dari orang yang dibantu termasuk yang tidak dikenalnya.
Masalahnya beberapa bulan terakhir kawan yang sering dibantunya lupa diri hingga tidak tahu diri. Sikapnya berubah 180 derajat.
Kesannya, teman yang telah banyak membantu tanpa pamrih, tidak pernah berbuat apa-apa. Tidak hanya itu. Dia merasa seperti ditusuk dari belakang.
Kebaikan Dibalas Kejahatan
Di depan sikapnya baik sekali. Tapi di belakangnya, berbeda banget. Malah ironisnya teman itu akhir-akhir ini sering dijelek-jelekkan.
Perilaku tidak terpuji itu seperti air susu dibalas air tuba. Kebaikan dibalas kejahatan. Siapa yang bakal menang? Pasti yang berbuat baik yang bakal memenangkannya. Ini sesuai janji TUHAN.
Menyikapi itu saran saya kepada teman tersebut tidak perlu marah, kesel, kecewa, sakit hati, dan frustasi. Semua sikap itu negatif. Sebaiknya dibuang jauh-jauh karena akan merugikan diri sendiri jika dimasukkan ke hati.
Biarlah orang itu dengan perilaku negatifnya. Dia akan rugi sendiri. Hanya masalah waktu saja TUHAN bakal menunjukkan kebesarannya.
Dengan sikap negatifnya itu, orang tersebut telah mulai menutup rezekinya. Teman yang biasa membantunya, tidak akan pernah melakukannya lagi. Berhenti total karena sudah kapok.
Pesan saya kepada teman itu, jangan pernah dendam kepada kawannya tersebut. Meski telah disakiti.
Segera Maafkan
Terbaik yang dilakukan adalah segera memaafkan kawannya itu. Perbuatan tersebut jauh lebih mulia. Juga membuat dirinya tetap sehat karena tidak menyimpan “sampah-sampah” dalam hati dan pikirannya.
Kemudian mendoakan kawannya itu agar TUHAN membukakan hati dan pikirannya sehingga segera menyadari semua kesalahannya. Selanjutnya Kembali seperti semula.
Bagi TUHAN semuanya serba mungkin dan sangat bisa, termasuk menyadarkan seseorang. Itu setiap saat dapat terjadi atas kehendakNYA.
Setelah kami ngobrol dan saya memberikan berbagai masukan, teman itu lega sekali. Kondisinya berbeda banget saat awal menyampaikan curhatnya.
Banyak pelajaran berharga dapat diambil dari kejadian tersebut. Salah satunya bahwa seseorang setiap saat sikap dan perilakunya bisa berubah. Karena itu selalulah hati-hati, waspada, dan mawas diri.
Semoga kita dapat terus menjaga hati, pikiran, perilaku, dan tutur kata sehingga semuanya merasa nyaman dan komunikasi sama setiap orang lancar. Aamiin ya robbal aalamiin…
>>>🇮🇩Sesaat setelah mendarat di Bandara Jenderal Ahmad Yani Semarang saya ucapkan selamat menjaga komunikasi dan hubungan dengan semua orang. Salam hormat buat keluarga. 11.30 18082022😃🇮🇩<<<
Discussion about this post